28 Februari, 2010

FACEBOOKER SAMBAS

Kabupaten Sambas yang berada disisi utara pantai Kalimantan,adalah termasuk kabupaten yang tertinggal dalam pembangunan,kalau dizaman Kerajaan Sambas (Kesultanan Sambas) daerah ini adalah tempat dan kerajaan strategis yang selalu di incar Bangsa penjajah,karena letak geografisnya dan kekayaan alam berupa emas yang berlimpah…Banyak pekerja pekerja dan penambang dari negeri China datang Ke Sambas,mendirikan kongsi kongsi(Perkumpulan) untuk menambang emas dengan perjanjian kerja dan membayar pajak kepada Kesultanan Sambas.

Sekarang Kesultanan Sambas hanya symbol yang memegang peranan dalam Tata cara dan adat istiadat kemasyarakatan dikabupaten Sambas,meski demikian keluarga Istana tetaplah dipandang terhormat dan dipandang tinggi oleh seluruh lapisan masyarakat kabupaten Sambas.

Dizaman kemajuan IT,dan menjamurnya pengguna Facebook diseluruh dunia,berapa banyak Facebooker yang berasal dari Sambas….?.....Tentu tak dapat dijawab,karena belum ada yang melakukan riset kearah tersebut,tapi dari maraknya dan semakain banyaknya Group di Facebook yang memakai tema Sambas jelaslah bahwa begitu banyak pengguna Faceebook yang berasal dari daerah Sambas..Bahkan lambang kerajaan Sambas yaitu Kuda laut banyak dijadikan logo oleh Facebooker Sambas sebagai logo Group yang mereka buat…Bahkan ada yang bekerja dinegeri tetangga Malaysia,namun tetap berinteraksi dan berhubungan dengan teman teman mereka yang ada di Sambas lewat Group Facebook yang mereka buat.

Kalau anda berasal dari Sambas dan tinggal dirantau,tak usah kuatir karena anda dapat terus berinteraksi dengan kawan kawan anda hanya dengan mencarinya di group Facebook yang memakai label Sambas…Silakan login di “www.facebook.com” dan anda dapat berchating ria dengan taman teman lama anda….


Read more...

05 Februari, 2010

Daftar Radio streaming online Indonesia

Radio streaming online memang menjadi primadona di internet. Bukan hanya orang luar, Orang di indonesia sendiri banyak juga yang mendengarkan radio lewat komputer. Dan ada banyak kok siaran indonesia yang bisa anda dengarkan.


Walaupun siaran radio tidak sepopuler dulu waktu zamannya Gombloh, tapi tetap aja hidup kagak ada artinya tanpa menyimak para orang cakap-cakap di sana. Nah bagi anda orang yang nggak kuat beli radio dan hanya kuat beli komputer sama berlangganan internet, radio online bisa menjadi alternatif.
Apalagi dengan sifatnya yang mobile, jadi walaupun anda ada di jogja tapi ingin mendengarkan siaran streaming radio dari Balikpapan pun bisa dilakukan.
Atau Mau mendengarkan siaran online dari seluruh penjuru Indonesia, Bisa dilakukan! Dengan dua syarat : ada internet dan ada radio-nya.
Lalu dimanakan letak situs radio itu berada. Nah daripada anda pusing-pusing mencari dimana letak radio streaming online. Setelah mengarungi samudra internet saya akhirnya menemukan daftar link radio indonesia yang dapat dilihat eh maksud ane didengarkan secara online. Ya seperti televisi online, radio pun berkumandang di internet.
Ini dia daftar website radio streaming online yang ada di seantero Indonesia :
• 99ERS – Bandung
• Antassalam
• Ardan FM – Bandung
• Atera FM – Magetan
• Best FM – MedanSalvatore – Surabaya
• SCFM – Surabaya
• Sonora – Jakarta
• SpinRadio
• Star 105.5 – Pandaan, JATIM
• Stoned College
• Suara – Surabaya
• Suara Qolbu – Jayapura
• Sushi FM – Padang
• Swaragama
• Swara Unib – Bengkulu
• TriJaya FM – Semarang
• TriJaya FM – Yogyakarta
• Triangle Voice Radio (inter.)
• U-FM – Jakarta/Bandung
• Warna FM
• BSP Radio – Pekalongan
• Classy 103.4 FM – Padang
• Cosmopolitan FM
• Dakta 107 FM – Bekasi
• D FM – Jakarta
• DJ FM
• DJ Wirya
• el-See FM – Jakarta
• Elshinta – Jakarta
• FBI FM – Bali
• FMANIA Prambors – Jak
• Gajahmada FM – Semarang
• Gemaya FM – Balikpapan
• Geronimo – Yogya
• Global FM – Surabaya
• Hardrock FM – Jakarta
• Heartbeat Station
• IndieTosh – Medan
• Indosound
• I-radio FM – Jakarta
• Kaskus Radio
• KeiLove – Tasikmalaya
• Kiss FM – Medan
• KLCBS (Jazz) – Bandung
• K-Lite FM – Bandung
• Madu FM (pesantren JaTim)
• Makobu FM – Malang
• Media 9
• Menara FM – Bali
• Mercury – Surabaya
• Metro Female FM
• MQ FM – Bandung
• Nafiri FM
• NBRadio – Jakarta
• Ngelitik Radio
• OZ Radio – Bandung, Bali dll
• Prambors FM
• Pramuda – Bandung
• Pro 3 RRI
• Pro News FM – Padang
• Radio A – Jakarta
• Radio Jawa – Jakarta
• Radio Nasyid – Sleman
• Rajawali Radio – Bandung
• Rase FM – Bandung
• RCTFM – Semarang
• Ria FM
• RRI Bogor
• RRI Surabaya
Ada radio streaming online yang menggunakan cara khusus, silahkan dibaca pada bagian helpnya. Atau anda memiliki radio online favorite tapi tidak ada di dalam daftar diatas, silahkan tambahkan melalui form komentar, ingat ya harus Indonesia. Dan bagi barang siapa yang menambahkan daftar radio,Saya akan berikan hadiah ya itu “ucapan terima kasih”. (Copy paste dari –Blogbintang.com)



Read more...

Mendengarkan Siaran Radio Internet Dengan Winamp

Bosan dengan pekerjaan sehari-hari? Bosan dengan lagu-lagu MP3 koleksi Anda? Mungkin ada baiknya Anda mencoba mendengarkan siaran radio dari internet. Bagaimana caranya? Pakai apa sih programnya? Enak nggak sih lagu-lagunya? Silakan simak saja terus tulisan ini.


Sebenarnya ada banyak program untuk mendengarkan siaran radio dari internet tapi kali ini kita akan menggunakan program yang sudah sangat populer sekali di pasaran yaitu Winamp. Kita mungkin mengetahui bahwa hampir di setiap PC yang ada sound card-nya pasti ada program Winamp-nya. Winamp adalah program yang awalnya digunakan untuk memainkan lagu-lagu dalam format MP3. Pada perkembangannya akhirnya Winamp (yang dibuat oleh Justin Frankel ini) bisa memainkan banyak sekali format audio mulai dari WAV, CD, MOD, MID, OGG, WMA dan masih banyak lagi yang lainnya. Sampai akhirnya saat ini bisa digunakan untuk mendengarkan streaming audio dari internet. Winamp ini bisa Anda download dengan gratis dari internet melalui websitenya yang beralamat di http://www.winamp.com/.
Sampai tulisan ini ditulis Winamp sudah mencapai versi 5.04. Bagaimana caranya mendengarkan musik-musik yang enak dari radio internet? Pertama-tama Anda harus download dulu program Winamp ini dari www.winamp.com. Jika di komputer Anda sudah ada program Winamp pastikan versinya minimal versi 3.0. Saat ini penulis menggunakan versi terakhir yaitu versi 5.04.
Jika sudah selesai Anda install maka silakan jalankan program Winamp. Tekan Alt+L untuk membuka window Media Library. Adapun screen shot dari window Media Library.
Pilih menu Internet Radio pada bagian Streaming Media seperti pada gambar di atas. Pastikan komputer Anda sudah terhubung ke internet sebelum Anda melakukan hal di atas. Winamp akan me-refresh daftar radio online yang ada di internet dan secara otomatis akan menampilkan hasilnya kepada Anda seperti contoh di atas.
Kalau kita lihat di atas maka banyak sekali siaran radio online di internet yang bisa kita dengarkan. Kita bisa memilih berdasarkan namanya, genre musiknya ataupun berdasarkan bitrate streaming yang ditawarkan. Biasanya untuk pendengar di indonesia bitrate yang masih ideal antara 16 kbps sampai 56 kbps. Untuk mendengarkan radio internet ini Anda bisa men-dobel klik nama radionya (seperti pada gambar di atas). Ada banyak sekali musik-musik yang bisa Anda dengar mulai dari musik jazz, musik disco ataupun pop. Semuanya tergantung pada kecepatan koneksi dari internet Anda. Jika Anda memiliki koneksi internet broadband Anda bisa mendengarkan radio online internet dengan bitrate yang lebih tinggi dan hal ini akan mempengaruhi kualitas audio streaming yang jauh lebih baik.
Sekelompok anak muda Indonesia juga memiliki radio online di internet, beberapa yang terkenal adalah Indoradio Network (http://www.indoradio.net/) dan HeartBeat Station (http://www.heartbeatstation.net/). Radio ini sering didengarkan oleh pendengar di Indonesia lantaran karena mereka menawarkan bitrate yang sesuai dengan kondisi internet Indonesia, rata-rata siaran pada bitrate 16 kbps.
Dengan adanya radio internet ini maka kita tidak akan pernah bosan di depan internet, sambil kita browsing kita bisa mendengarkan lagu-lagu yang enak dari radio internet. Penulis sendiri sering mendengarkan siaran radio internet dari Eropa karena lagu-lagunya enak dan masih cocok dengan kuping orang Indonesia yang rata-rata suka lagu-lagu pop.

(Maaf...Sumber-Copy paste dari Blog yang saya sendiri sudah lupa link nya)



Read more...

04 Februari, 2010

FILM DOKUMENTER KIAMAT

Sudah sejak lama saya hafal dengan istilah greenhouse effect, global warming, dan climate change. Wajar saja, karena istilah-istilah itu bukan sesuatu yang baru. Bahkan, greenhouse effect atau efek rumah kaca sudah dipopulerkan Jean Baptiste Joseph Fourier pada 1824, seorang pakar matematika dan fisika asal Prancis, hampir dua abad silam.


Kendati demikian, tak sedikit pun saya tertarik untuk mengetahui maksud istilah-istilah itu. Menurut saya, semuanya sulit dipahami dari sisi makna, tak membumi, dan tak akan bisa dicerna dengan cepat. Namun, semuanya berubah ketika saya menyaksikan film dokumenter berjudul An Inconvenient Truth (2006).
Film yang disutradarai Davis Guggenheim ini sebenarnya lebih tepat disebut sebagai kampanye mantan Wakil Presiden Amerika Serikat Albert Arnold Gore Jr. akan bahaya pemanasan global. Al Gore pun tak sendiri, karena di film ini dia membawa lembaga panel iklim bentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa yaitu Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC).
Berdasarkan kajian IPCC, tanpa ada upaya dari masyarakat dunia dalam mengurangi emisi, diperkirakan 75-250 juta penduduk di berbagai wilayah benua Afrika akan menghadapi kelangkaan pasokan air pada 2020. Sementara itu, kelaparan akan meluas di Asia Timur, Asia Tenggara dan Asia Selatan. Dari caranya memaparkan masalah, Al Gore berhasil membuat saya bergidik membayangkan nasib bumi di masa depan.
Untuk wilayah Indonesia IPCC juga menyebutkan akan menghadapi risiko besar. Pada 2030, diprediksi akan terjadi kenaikan permukaan air laut 8-29 sentimeter. Ini artinya, Indonesia dikhawatirkan akan kehilangan sekitar 2.000 pulau kecil. Penduduk Jakarta dan kota-kota di pesisir akan kekurangan air bersih. Pada sejumlah daerah aliran sungai akan terjadi perbedaan tingkat air pasang dan surut yang kian tajam. Akibatnya, akan sering terjadi banjir sekaligus kekeringan yang mencekik kehidupan.
Tampil di sepanjang film yang berdurasi 100 menit ini, Al Gore menyajikan isu lingkungan hidup dengan gurih dan mudah dicerna orang awam. Karena cara penyampaiannya, topik tentang pemanasan global sudah tidak membosankan bagi saya. Apalagi belakangan saya tahu kalau dia sebenarnya telah menohok bangsanya sendiri. Seperti kita ketahui, AS adalah negara yang berkontribusi paling besar merusak alam. Tak kurang dari 25 persen produksi karbondioksida dunia berasal dari negara adikuasa ini.
Karena dinilai telah mencerahkan pemikiran serta memunculkan wacana tentang bahaya pemanasan global, film ini menuai banyak pujian. Ajang Academy Awards 2007 misalnya, mengganjar dengan predikat Film Dokumenter Terbaik. Film ini juga bersinar di Festival Film Cannes dan meraih 21 penghargaan bergengsi lain di berbagai ajang. Dan, puncaknya, Al Gore dan IPCC dianugerahi Nobel Perdamaian 2007.
Pemahaman saya tentang pemanasan global bertambah lagi saat mendapatkan kepingan DVD berupa film dokumenter berjudul The 11th Hour (2007). Film ini menyimpulkan bahwa manusia kini tengah berada di menit-menit terakhir dari jam terakhir hidupnya jika tak berbuat sesuatu untuk mencegah pemanasan global. “Pemanasan global merupakan sebuah kenyataan. Itu akan terjadi,” ungkap Leonardo DiCaprio yang menjadi narator film ini.
Sederetan ilmuwan dan tokoh dunia ikut berbicara dalam film besutan Nadia Conners dan Leila Conners Petersen ini, seperti Stephen Hawking dan Mikhail Gorbachev. Mereka memperkirakan titik akhir dari perubahan ekstrim iklim adalah punahnya umat manusia. Namun, mereka juga memberikan beberapa contoh hal yang dapat dilakukan untuk menghindari hal tersebut. Mulai dari perubahan sederhana bola lampu listrik hingga memilih pemimpin yang berwawasan lingkungan serta produk yang tak merusak lingkungan.
Sulit untuk mengatakan The 11th Hour adalah film yang enak ditonton. Sebaliknya, film ini sangat membosankan jika kita tak peduli betul soal pemanasan global. Terlalu banyak komentar para tokoh dan narasi serta kurang menarik secara visual adalah gambaran akan film ini. Namun, secara keseluruhan tetap menggambarkan hasil akhir yang menyeramkan dari dampak perubahan iklim.
Masih di tahun yang sama, dirilis lagi sebuah film dokumenter berjudul Earth (2007). Film besutan sutradara Alastair Fothergill dan Mark Linfield ini merupakan versi layar lebar dari serial Planet Earth yang dipadatkan dalam durasi kurang dari dua jam. Menyaksikan film ini, hanya satu kata yang terlontar: indah! Pengambilan gambar di udara, dataran beku dan berdebu, hingga dasar samudera, semuanya fantastis.
Kita diajak berwisata melihat beragam fauna di kawasan Arktik di Kutub Utara hingga Gurun Kalahari di Afrika. Dengan lama syuting mencapai lima tahun, film ini bisa menggambarkan migrasi dari keluarga hewan yang terancam punah oleh perubahan iklim. Beruang kutub yang tak lagi bisa mencari makan karena perubahan iklim yang tak diduga hingga kawanan gajah yang harus berjalan berminggu-minggu mencari seceruk air di padang nan gersang.
Pesan yang ingin disampaikan tetap sama. Akibat ulah manusia yang menerabas hutan tanpa aturan serta serapan air tanah yang tak terkendali, membuat alam tak lagi seimbang. Hutan tropis untuk menetralkan polusi tak lagi bisa diharapkan, sedangkan oase di tengah gurun makin sulit ditemukan.
Menyaksikan film ini kita disadarkan betapa selama ini manusia lupa kalau dia berbagi kehidupan di atas bumi dengan berbagai flora dan fauna. Sayang, kearifan yang tak dimiliki manusia turut merusak ekosistem flora dan fauna itu. Tercatat sebagai film dokumenter dengan biaya pembuatan tertinggi saat ini (lebih dari US$ 40 juta), Earth memang sangat sayang untuk dilewatkan.
Di awal 2009, sebuah film dokumenter tentang pemanasan global menambah lagi koleksi film di rak DVD saya. Film itu berjudul Home, hasil karya Yann Arthus-Bertrand, tokoh perfilman Prancis yang baru pertama kali mengambil peran sebagai sutradara. Tak jauh berbeda dengan Earth, film ini sebagian besar mengambil gambar dari udara.
Melalui film ini kita diajak berwisata ke 54 negara. Melalui gambar-gambar yang jernih, film ini berhasil memperlihatkan betapa tangan manusia telah membuat bumi tak lagi menjadi “surga” sebagaimana belum dijamah manusia. Pesatnya perkembangan industri telah membuat kulit bumi tergerus jauh ke dalam dan meninggalkan bukit, lembah, serta dataran yang bopeng tak berbentuk.
Di salah satu bagian dunia, kota-kota megapolitan hadir dengan bangunan-bangunan yang membuat banyak orang berdecak kagum. Mulai dari New York, Tokyo, hingga Dubai, saling berlomba membuat tangga menuju batas langit. Untuk membuat semua itu, dibutuhkan baja, semen, batubara, minyak, pasir dan kandungan mineral lainnya dalam jumlah tak pernah terbayangkan.
Sedangkan di belahan dunia lain, hadirnya megapolitan itu harus dibayar mahal dengan berubahnya ekosistem. Banyaknya sumber daya alam yang berpindah tempat untuk membangun menara pencakar langit di berbagai kota, telah menciptakan kerusakan yang tak tersembuhkan. Menyaksikan lanskap-lanskap di lima benua dalam film ini menciptakan kengerian dalam pikiran saya. Bumi ternyata tak lagi menjadi rumah yang nyaman.
Dari empat film di atas, saya menjadi bertanya pada diri sendiri; sampai kapan bumi bisa bertahan dari sifat rakus manusia dan apa yang akan terjadi jika bumi tak kuat lagi menanggung beban itu? Jawaban itu datang ketika pekan lalu saya masuk gedung bioskop dan menyaksikan karya Roland Emmerich berjudul 2012.
Meski Emmerich dikenal suka sekali menghancurkan kota-kota dan membuat manusia berlarian karena panik dalam beberapa film hasil karyanya, baru kali ini dia benar-benar menjadi perbincangan. Jauh dari perkiraan awal saya, Emmerich ternyata tidak banyak menyandarkan filmnya terhadap ramalan akan kiamat pada 21 Desember 2012 berdasarkan kalender Suku Maya itu. Ramalan itu hanya menjadi cantelan bagi film ini, dan tak lebih.
Emmerich tetap saja lebih suka “mengganggu” penontonnya dengan gambaran kehancuran demi kehancuran yang dialami oleh bumi serta beberapa manusia pilihan yang dibiarkan tetap hidup. Tidak ada yang baru sebenarnya dari penggambaran kehancuran dari kacamata Emmerich. Bumi bukanlah benda yang diam. Dia bisa berubah marah dan sulit dikendalikan dengan teknologi secanggih apa pun jika sudah tak kuat menanggung beban dosa manusia.
Pada akhirnya saya berpikir, tak perlu menunggu ramalan Suku Maya atau Nostradamus akan kiamat menjadi kenyataan. Kita juga tak perlu sibuk berdebat tentang benar atau tidaknya ramalan itu. Tanpa diramal pun, bumi ternyata memang tengah diambang kehancuran. Bukan ramalan yang membuat bumi tak kuat bertahan, sifat rakus manusia yang akhirnya membuat kiamat datang sebelum waktu yang telah ditetapkan Sang Pencipta.
Tanda-tanda ke arah itu hampir setiap hari datang ke hadapan kita. Lempeng bumi yang kini begitu suka bergoyang, musim hujan dan kemarau yang tak lagi mengikuti hukum alam, banjir di daerah kering dan kekeringan di pusat mata air. Hebatnya, semua yang terjadi saat ini sudah dituliskan Joseph Fourier dua abad silam. Sayang, manusia selalu alpa.
Sungguh memalukan kalau bumi akhirnya hancur karena kecerdasan manusia yang tak memiliki kearifan. Udara bersih, tanah yang subur, hingga kekayaan flora dan fauna kini hanya bernilai setumpuk uang. Organisasi pencinta lingkungan Greenpeace dengan jelas melukiskan hal itu dalam slogannya; When the last tree is cut, the last river poisoned, and the last fish dead, we will discover that we can’t eat money. Mungkin, hanya kiamat itu sendiri yang bisa menyadarkan manusia.***

(Salinan tulisan RINALDO/Blog liputan 6)

Read more...

03 Februari, 2010

NIDJI TEPATI JANJI, GUNAKAN BATIK SAAT TAMPIL DI MALAYSIA

Grup musik Nidji yang semua personelnya tampil menggunakan jaket batik, Rabu (28/01/2010) malam, mengguncang Kuala Lumpur. Para penonton pun ikut melompat-lompat, mengikuti gerakan khas sang vokalis, dari lagu pertama hingga terakhir.


"Biarlah Kurela melepasmu, meninggalkan aku," begitulah bait lagu Kurela membuka penampilan konser Nidji di Kuala Lumpur. Musik menghentak 'menyihir' seluruh penonton di lantai satu dan dua.
Nidji tampaknya menepati janjinya untuk menggunakan baju batik saat konser dan promosi di Kuala Lumpur. Saat konser itu, seluruh personel Nidji menggunakan jaket hitam disisipi motif-motif batik Indonesia yang akan menjadi tren busana batik ke depan.
Para penggemar Nidji di Malaysia tampaknya terpuaskan dengan penampilan grup musik pujaan mereka. Saat penampilan penyanyi dan band pembuka dari Malaysia yakni Aizat, 6ixth Sense, Ana Raffali, Klangit dan Shah, para penonton duduk dengan santai.
Namun, ketika Nidji akan tampil sebagian besar memenuhi depan panggung untuk siap berjoget.
Setelah menghentak dengan lagu Kurela, Nidji yang beranggotakan Muhammad Andro Regantoro (bas), Muhammad Ramadista Akbar (gitar), Andi Ariel Harsya (gitar), Muhammad Adri Prakarsa (drum), Randy Danistha (keyboard), dan Giring Ganesha (vokalis) menggoyang para penggemar dengan lagu Shadow.
Ada dua lagu di album terbarunya LET'S PLAY yang dimainkan saat itu yakni Sang Mantan, Let`s Play, dan Ku Takkan Bisa. Album tersebut berisi 13 buah lagu didistribusikan oleh Universal Music Sdn Bhd di pasar Malaysia sejak 17 November 2009.
Grup musik itu juga melantunkan lagu hitsnya seiring dengan film LASKAR PELANGI. Seluruh penonton mengangkat dua tangannya, menggoyang ke kanan dan kiri. Ada juga yang menyalakan korek api. (Sumber -Kapanlagi.com )



Read more...

01 Februari, 2010

Fantasi Seks Liar Tiger Woods

Model Playboy, Loredana Jolie, yang disebut sebagai wanita selingkuhan Tiger Woods menyebutkan bahwa juara dunia golf tersebut memiliki fantasi seksual yang tidak biasa.


Kepada media AS, New York Post, Jolie mengungkapkan banyak hal tentang kegiatan seksual Woods. Menurut Jolie, pegolf berkulit hitam tersebut betah melakukan aktivitas seksual sejak pukul sembilan malam hingga esok paginya.
Menurut Jolie, Woods sangat senang melakukan bagian role-playing, dengan peran berbeda-beda. Namun, Woods pada umumnya senang berperan sebagai sesorang yang memegang kendali pada permainan.
Loredana Jolie merupakan model seksi kelahiran Italia dan merupakan seorang yang sangat disukai oleh Woods. Ia menyebutkan bahwa Woods juga memiliki kecenderungan untuk menyukai seks sesama jenis. Jolie juga mengaku tidak yakin apakah rehabilitasi akan mampu menyembuhkan sifat kecanduan seks yang diidap oleh Woods.
Woods disebut-sebut tengah mengikuti terapi di pusat rehabilitasi kecanduan di Pine Grove Clinic, Mississippi. Bila mengikuti program yang ada, maka Woods harus menjalani terapi ketat, baik tentang hubungan seks maupun kegiatan masturbasi. Ia juga harus bersikap terbuka dan menceritakan semua masalahnya kepada istrinya, Elin Nordegren. Pertanyannya, siapkah Elin mendengar semuanya?
Sumber :Kompas.com


Read more...

Pengikut

Download Ebook,Internet Mobile & Gadget

RANDOM POST

  © Blogger templates Modifikasi The Professional Gradient Template by Albert Kennedy 2010

Back to TOP