PERKEBUNAN SAWIT PT SUM TERBAKAR
PT SUM yang area operasionalnya diKabupaten Sambas,tepatnya di Desa Batu Makjage Kecamatan Tebas,bergerak dibidang Perkebunan Kelapa sawit dengan pola pembagian areal Inti dan Plasma untuk masyarakat setempat,saat ini mengalami kerugian akibat kebakaran pada areal lahan sawit yang telah mereka tanam.
Kebakaran lahan ini diduga berasal dari puntung rokok yang dibuang sembarangan,sebab lahan gambut memang sangat rentan terhadap kebakaran,apalagi dimusim panas seperti sekarang.
Desa Batu Makjage adalah sebuah desa yang terdiri atas tiga dusun,yaitu Dusun Sebebal,Dusun tiga Serumpun dan Dusun Pangkalan Kongsi,dulunya Desa Batu Makjage terdiri dari dua kampung kecil yaitu Kampung Sebebal dan Kampung Pangkalan Kongsi 1,setelah di gabungkan barulah diberi nama Desa Batu Makjage,mengambil nama dari Batu Makjage yang ada ditengah Sungai Sebangkau.
Batu Makjage sendiri memiliki cerita yang berkembang dari mulut kemulut dan dipercaya memiliki nilai mistis oleh kalangan masyarakat setempat.Letak Batu Makjage sebenarnya melintangi sungai dan mirip sebuah bendungan,berada disisi Bukit Segoler atau lebih dikenal dengan sebutan Gunung Pelanjau yang dikenal sebagai area hutan lindung dan sering dijadikan tempat rekreasi terutama disaat hari Lebaran.
PT SUM yang menggarap lahan hutan gambut Desa Batu Makjage menjanjikan kepada masyarakat setempat untuk mendapatkan Plasma sebagai bentuk partisipasai mereka dan kerjasama salin menguntungkan dengan masyarakat,tapi dalam kenyataan dilapangan kehadiran PT SUM telah menimbulkan gesekan antar masyarakat,terutama mengenai perbatasan lahan hutan antar desa dan ketersediaan lahan untuk area plasma milik masyarakat.
Dari pantauan dan perbincangan penulis dengan masyarakat Desa Batu Makjage,mereka mengatakan bahwa PT SUM sepertinya,hanya menimbulkan keresahan dan konflik yang sampai saat ini belum selesai,diantaranya adalah tidak jelasnya peruntukan lahan Plasma buat seluruh masyarakata Desa Batu Makjage,serta Salin klaim lahan antar penduduk dalam desa dan antar desa-desa yang bertetangga.
Masih menurut masyarakat setempat bahwa permasalahan yang terjadi sebenarnya adalah dikarenakan sikap pihak perusahaan yang tidak jelas dan terkadang dinilai plin-plan.
Setelah beberapa tahun PT SUM beroperai di Desa Batu Makjage,yang masyarakat setempat dapatkan bukannya Plasma seperti yang mereka harapkan,melainkan kiriman asap kerumah-rumah penduduk,yang bisa menyebabkan serangan penyakit pernapasan.
Bisakah pihak PT SUM mengendalikan sijago merah..?..
Ataukah api tersebut justru akan semakin membesar dan melalap lahan hingga keperkebunan millik penduduk..?..
Yang jelas sampai saat ini masyarakat Desa Batu Makjage belum percaya bahwa kehadiran PT Sum didesa mereka akan memberikan dampak positif untuk seluruh masyarakat.
0 komentar:
Posting Komentar
Pengguna anonim bebas berkomentar,tapi "Maaf" semua komentar memerlukan persetujuan untuk diterbitkan.