RADEN MULIA IBRAHIM GELAR SULTAN MUHAMMAD IBRAHIM SYAFIUDIN 1931-1943 (bag1)
Raden Mulia Ibrahim Bin Raden Achmad gelar Pangeran Adipati bin Sultan Muhammad Syafiudin II,gelar Sultan Muhammad Mulia Ibrahim Syafiudin adalah Sultan Sambas yang ke-15.Diangkat menjadi Sultan pada tanggal 02 Mei 1931.Ketika Sultan Muhammad Ali Syafiudin II wafat mendadak tanggal 09 Oktober 1926 ,belum diangkat pengganti Sultan yang baru, Raden Mulia Ibrahim masih sangat muda
Setelah Sultan Muhammad Ali Syafiudin II meninggal ,maka sejak tanggal 10 Oktober 1926 diangkat dan dibentuk Majelis Kesultanan yang melaksanakan tugas tugas Sultan Sambas. Majelis Kesultanan ini bertugas sampai 02 mei 1931.
Majelis Kesultanan itu terdiri dari :
a.Cotroleur Sambas Van der Velden sebagai ketua.
b.Pangeran Bandahara Sri Maharaja dan Pangeran Laksamana sebagai anggota.
c.Demang kota Sambas Raden Tachmid Panjianom sebagai penasehat.
Pada tanggal 17 Juli 1915 diperintahkan oleh Sultan Muhammad Syafiudin II kepada Raden Muchsin Panjianom dan Raden Abubakar Panjianom berangkat ke Serang ,Banten,untuk menemani dan membawa Raden Mulia Ibrahim untuk belajar disekolah OSVIA (opleiding Shool Voor Inlandsche Ambtenaar). Pada tanggal 15 Juli 1922 sewaktu Raden Mulia Ibrahim baru duduk ditingkat tiga ia diminta pulang ke Sambas oleh Sultan Muhammad Syafiudin II dan bekerja dikantor wakil Sultan di Singkawang (Raden Umar Junid) . kemudian dipindahkan dikantor Wakil Sultan di Bengkayang (Raden Ja’coeb Adiwijaya).Selanjutnya bekerja dikantor Panembahan Ketapang –Matan dibawah pimpinan Gusti Muhammad Saunan.
Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Mulia Ibrahim Syafiudin
Pembangunan Negeri Sambas dibidang pendidikan dan pengajaran tidak mengalami kemajuan mengingat pada masa tahun 1931-1933 situasi dan kondisi Negeri Sambas mengalami krisis ,dan dalam keadaan susah.Kerajaan Belanda terpaksa mengurangi belanja pendidikan dan pengajaran masyarakat,sekolah sekolah :Volksschool (Sekolah Rakyat) 4 tahun,Vervolgsschool atau sekolah sambungan dan Standaardschool (pengganti H I S).Demikian juga Madrasah Sulthaniah mengalami kemunduran .kemudian atas inisiatif dari Maharaja Imam Haji Muhammad Basyuni Imran,Raden Muchsin Panjianom,Raden Abubakar Panjianom ,Daeng Muhammad Harun pada tanggal 19 April 1936 dibentuk sebuah perkumpulan dengan mana “Tarbiyatul Islam” dengan motto :”Bahwa bangsa Indonesia tidak akan dapat maju kalau tidak mempunyai Perguruan Bangsanya Sendiri”.
Para pengurus Tarbiyatul Islam mengorganisir kembali Perguruan Sultaniah bentuk baru sehingga berdiri sebuah sekolah Schakel School.Kemudian perkumpulan Tarbiyatul Islam membuka sebuah lagi sekolah (Schakel School) diSambas dan 2 buah sekolah agama masing masing diSingkawang dan Pemangkat......(Bersambung)...........
0 komentar:
Posting Komentar
Pengguna anonim bebas berkomentar,tapi "Maaf" semua komentar memerlukan persetujuan untuk diterbitkan.