02 Maret, 2009

KERAJAAN MATAN SUKADANA bag II

KERAJAAN MATAN SUKADANA

Apabila kita simak secara singkat riwayat kerajaan Matan,bermula dari cerita rakyat Ketapang tentang “Puteri Junjung Buih” atau Dayang Putung.Ia diketemukan hanyut di atas buih oleh seorang Rangga Santap petinggi dari Majapahit..Puteri Junjung Buih dikawin kan dengan Pangeran Brawijaya,keturunan Majapahit,ia mendirikan kerajaan dimuara sungai Pawan kemudian digantikan anaknya Pangeran prabu Jaya atau Bapurung tahun 1431,ia digantikan puteranya Pangeran Karang Tunjung (1431-1450).

Kerajaan Matan Sukadana yang disebut pula kerajaan Tanjungpura menjadi Bandar perdagangan besar dibagian barat Kalimantan.

Matan memjadikerajaan Islam Pada masa Panembahan Baruh (1538-1550).ia digantikan Panembahan GIri Kesuma (1550-1600) yang kawin dengan Puteri kerajaan Landak (persatuan Landak dan Matan).
Ketika Panembahan Giri Kesuma wafat tahun 1600,istrinya menjabat wali Negara,karena Putera mahkota Panembahan Giri Kesuma masih kecil…Tahun1604,Matan mengikat perjanjian dengan Belanda (VOC) yang menimbulkan kemarahan Raja Mataram.Tahun 1622 Mataram mengirim Tumenggung Baurekso,Bupati Kendal menyerang Matan.

Giri Mustika menjadi sultan kerajaan Matan dengan gelar Sultan Muhammad Syafiuddin (1622-1659) ipar dari Raja Tangah,paman Sultan Sambas pertama.ia digantikan Sultan Muhammad Zainuddin I (1659-1724).Saudara Sultan Muhammad Zainuddin kawin dengan Raden Bima Sultan Sambas Kedua dengan gelar (Sultan Muhammad Tajuddin).
Tahun 1700 terjadi perang antara Landak dan Matan,karena perebutan pewarisan intan kobi.Landak dibantu oleh Banten dan VOC, karena itu kemudian Banten menyatakan Landak dan Matan dibawah kuasa Banten.Pada peperangan ini Panembahan Agung Sandora kini sultan Zainuddin,mengadakan penghianatan ingin menduduki tahta,sehingga Sultan Muhammad Zainuddin menyingkir kekota Waringin (Banjar) .Dengan bantuan Daeng Berlima yaitu : Opu Daeng Manambun,Opu Daeng Kemasi,Opu Daeng Parani,Opu Daeng Marewah dan Opu Daeng Chelak,kedudukan Sultan Muhammad Zainuddin dapat dipulihkan kembali.Opu Daeng Manambun dikawinkan dengan anak Sultan Muhammad Zainuddin yaitu Puteri Kesumba.Opu Daeng Manambun kemudian diangkat oleh Sultan Muhammad Zainuddin menjadi Panembahan Mempawah,menggantikan Panembahan Senggawok.
Oleh Sultan Muhammad Zainuddin Kerajaan Tanjung Pura Matan dibagi bagi kepada puteranya.Pangeran Mangkurat di Imdralaya,Pangeran Ratu Agung di di Simpang dan Pangeran Martadipura di Karta pura.
Tahun 1724 Sultan Muhammad Zainuddin wafat digantikan Sultan Ma’aziddin (1724-1762) sebagai Sultan Matan.

0 komentar:

Posting Komentar

Pengguna anonim bebas berkomentar,tapi "Maaf" semua komentar memerlukan persetujuan untuk diterbitkan.

Pengikut

Download Ebook,Internet Mobile & Gadget

RANDOM POST

  © Blogger templates Modifikasi The Professional Gradient Template by Albert Kennedy 2010

Back to TOP