SEJARAH SULTAN SULTAN SAMBAS
PANGERAN ANOM GELAR SULTAN MUHAMMAD ALI SYAFIUDDIN I (1815-1828)
Raden Pasu sewaktu ayahnya Sultan Umar Akamuddin II memerintah sudah bergelar Pangeran Anom (Anum).Sejak usia mudaPangeran Anom gemar sekali bergaul dengan masyarakat pelaut,dari pergaulanya itulah ia mendapat ilmu pengetahuan,iapun banyak belajar ilmu Ghaib,Spiritisme,Telepati ,Magnetisme,ilmu kebal,silat ,hipnotis ,cekok (Ragum/menurut Bahasa Sambas) dll.oleh karena itulah Pangeran Anom terkenal sebagai pelaut ulung ,amat bijak dan tangkas,Pangeran gagah berani yang siap mengorbankan dirinya untuk keamanan dan kemakmuran negeri Sambas..
PANGERAN ANOM ”PELAUT ULUNG SANG PENAKLUK”
Pangeraan Anom menjalankan politik dan taktik peperangan dilaut, serta membuka pintu kuala Sambas buat kemajuan negeri dan rakyatnya agar ekonomi dalam negeri berkembang….Perbatasan Negeri Sambas bertambah luas diera tersebut,menguasai pulau pulau kecil disekitarnya semakin bertambah ramai dan makmur…Pangeran Anom lebih senang berada dilaut .ia merasa jemu apabila selau tinggal diistana.dia berpendapat bahwa orang yang hendak menjadi pemimpin negeri haruslah meninjau keluar negeri buat belajar melihat keadaan dinegeri orang,jangan seperti katak didalam tempurung.
Untuk menyampaikan cita cita yang terkandung dihati sanubarinya,Ia berlayar mengarungi samudra luas.ditengah tengah laut itulah Pangeran Anom mengintai ,menghalau ,menangkap perahu perahu layar,wangkang,kapal kapal layar kepunyaan siapapun.setelah diperiksa muatanya,perahu perahu itu dibawanya ke Sambas .setiap tahun tidak sedikit para pendatang yang menjadi penduduk Negeri Sambas dan bernaung dibawah panji Sultan Abu Bakar Tajudin I, bahkan kapal kapal dari Eropa sering takluk oleh pasukan Pangeran Anom .oleh karena itulah nama dan gagah perkasanya Pangeran Anom termasyhur kesegenap negeri disebelah timur ini..Jika tidak ada hal yang penting benar,jarang sekali Pangeran Anom pulang ke istana Sambas.bahkan 4- 5 tahun ia mengembara kenegeri orang dan berada ditengah lautan luas.apabila ia merasa lelah ,maka beristirahatlah ia beberapa bulan dipulau Lemukutan.pulau ini dipilihnya sebagai kubu pertahanan,sebagai pangkalan pasukan lautnya serta dijadikan gudang persediaan air tawar,makanan,alat alat perang.pulau ini tempat Pangeran Anom menenangkan pikiranya.pada pagi dan petang ia dapat melayangkan pandanganya jauh kelautan lepas dan kegunung gunung didaratan negerinya,sehingga hati yang susah menjadi terhibur.payah dan letih seakan akan terhisap oleh kekayaan alam yang indah dan amat menarik hatinya.
Pulau Lemukutan dan pulau pulau yang kecil disampingnya seperti pulau Kabung,pulau Penatah Besar dan pulau Penatah kecil serta pulau Pikah sampai Tanjung Datuk sangat strategis untuk melaksanakan penyerangan,peperangan dan pertahanan…tapi sekarang pulau pulau tersebut tidak lagi menjadi bagian dari Kabupaten Sambas…nampaknya perlu ada evaluasi panjang bagi anak anak Negeri Sambas untuk dapat memulihkan kejayaan Negeri Sambas…(Bersambung)
2 komentar:
assalamualaikum..saya dari sarawak..menurut orang tua saya..moyang dan datuk saya asalanya dari sambas dan mereka berhijrah ke tanah saya duduki sekarang ini (miri)..moyang saya bernama Abang Abdul Rauf dan datuk saya bernama Abang Abdul Wahid tp lebih dikenali dgn Lahit..dan mereka (datuk saya) ada seorang adik perempuan semasa mereka meninggalkan tanah sambas..
Alaikum Salam.
Salam hangat dari negeri Sambas "Bumi Terigas".
Sepanjang titian darah melayu masih mengalir ditubuh anda,maka kami menganggap anda adalah saudara,satu rumpun,satu budaya,dan Keturunan.
Posting Komentar
Pengguna anonim bebas berkomentar,tapi "Maaf" semua komentar memerlukan persetujuan untuk diterbitkan.