WALET
RUMAH WALET
Sambas adalah daerah potensial untuk pengembangan dan budidaya wallet,atau lebih keren dengan istilah penangkaran wallet,daerah perbatasan Kalimantan Barat dan Kerajaan Malaysia ini memang mempunyai gugusan gunung dan bukit yang sejak dahulu sudah menjadi tempat berkembang biaknya walet kembara yang selama ini menjadi idola…
Dimulai dari gugusan bukit diperbatasan Tanjung Datuk,kita bisa melihat,dusun Temajuk desa Sebubus,yang merupakan desa yang berbatasan langsung dengan kampung Melanau (Sarawak) didesa ini masyarakatnya mengandalkan hasil hutan, laut dan kebun karet serta lada sebagai sumber penghasilan,ada juga yang berpropesi sebagai pencari sarang burung wallet,yang bisa mereka dapatkan digunung gunung sekitar desa mereka.
BEGITU MENARIKKAH WALET KEMBARA…?...
Kalau bercermin kebelakang,kota Singkawang adalah tempat pertama dimulainya usaha Rumah walet dikabupaten Sambas,(Singkawang telah terpisah dari kabupaten sambas dan menjadi pemerintahan kota) dari sini terus berberkembang kedaerah daerah lain di kabupaten Sambas,dan tak tanggung tanggung rumah walet dibangun dengan luas tak ubahnya panggung teater dizaman dahulu,bahkan banyak yang dibangun sampai bertingkat tiga atau empat….
RUMAH WALET DISUNGAI SEKURA
walau tak ada yang begitu terbuka tentang berapa hasil yang mereka dapatkan dalam setahun ,namun yang jelas dari hari kehari jumlah rumah wallet terus bertambah dan tak jarang diantaranya terkesan menyakitkan pemandangan dan membuat kebisingan.
walau menuai protes dan kontroversi tapi usaha ini begitu menggiurkan untuk diikuti,dengan harga yang bisa mencapai hingga puluhan juta per kilo,sarang wallet adalah dambaan bagi setiap orang.
ketika liburan minggu lalu saya sempat jalan jalan kedaerah Sekura dan Paloh,dan luar biasa,disepanjang perjalanan saya selalu menemukan deretan rumah wallet yang mengeluarkan suara kebisingan..
JEJERAN RUMAH WALET DIPINGGIRAN JALAN DAN SUNGAI
DAMPAK KESEHATAN LINGKUNGAN
Saya sering membaca dikoran Koran tentang bahaya dari kotoran wallet terhadap kesehatan,tapi nampaknya hal tersebut hanyalah wacana ringan yang tak pernah ditanggapi oleh pemerintah daerah,..bukankah seharusnya pemerintah lebih sensitif dalam menangapi masalah ini,dimana nantinya kota yang indah bisa bisa menjadi areal peternakan yang kumuh dan tak higyenis buat tempat tinggal...
kalau memang rumah rumah wallet tersebut ingin dibangun hendaklah ada aturan tentang tata bangunan (terutama diperkotaan) agar kota sambas atau Kalimantan Barat yang indah tak menjadi sentra peternakan yang “kotor dan semrawut”…
Melalui tulisan ini saya ingin pendapat dari teman teman tentang”maraknya Rumah Walet”…
Silakan tinggalkan komentar anda…
2 komentar:
Itu masih mendingan, jauh dari pusat kota Sambas, bagaimana dengan yang dekat kota Sambas, ataupun didalam kota Sambas, ataupunnnn disamping kediaman Bupati Sambas?!!!!
Udah jelas-jelas nampak dengan sangat jelas SEKALI, tetapi tetap saja "mereka-mereka" menutup Mata seolah-olah masalah tersebut masih kecil.
Memang banyak Pro dan Kontra tentang Perda tsb, dan sampai sekarang belum ada kejelasannya, tetapi yang pasti, "mereka-mereka" tetap mendapat"UPETI" dari para "BOS" Rumah Walet.
Begitu besarnya "UPETI" tersebut hingga Perda saja mereka tidak sanggup untuk menerbitkannya.
Bisa dimaklumi, untuk panen selama 3 bulanan mereka bisa meraup untung bersih antara 600 juta hingga 2 milyar rupiah, sangat menakjubkan.
Apabila pemerintah serius akan menerbitkan Perda ttg Rumah Walet, pastinya mereka tidak akan bisa lagi mendapatkan "UPETI" sebesar sebelumnya, melainkan hanya Pajak yang masuk ke Kas Negara, dan dipikir-pikir, mana yang lebih untung, masuk Kas "Pribadi/ Kelompok" atau Kas Negara !!??
Ok, kita lupakan permasalahan tersebut sejenak, mari kita petik kembali tulisan saya yang ini :ataupunnnn disamping kediaman Bupati Sambas?!!!!
Disitu terdapat sarang walet alami yang sudah berada sekitar 15 tahun yang lalu, hingga sekarang , kantor tsb ditutup fungsinya dan dijadikan habitat alami Walet, yang menjadi pertanyaan saya dan Masyarakat, kemana uang hasil penjualan sarang burung walet itu, masuk ke kas negara kah, atau ke kas Pribadi/ Kelompok??!!
Opini Masyarakat: Jika Pemerintah benar-benar serius dalam menangani masalah ini, tentunya Pemkot Singkawanglah yang akan menerima "tamparan yang paling hebat!!"
Beranikah sang Walikota yang berasal dari etnis Mayoritas menertibkan usaha Walet dari kaum Mayoritas tersebut yang sudah berakar?!!
Biar waktu yang menjawabnya.......
Sekian.......
Kappak, panjang gillak ulasannye.....
Di Negara ini terlalu banyak isu yang dipolitisir, termasuk bisnis walet. Coba cari solusi yang smart untuk masalah ini agar daerah dapat maju dan makmur. Usaha rakyat jangan dihancurkan, seperti PETI, Gula M'sia dll tolong diselesaikan, menyusul masalah walet. Syaloom
Posting Komentar
Pengguna anonim bebas berkomentar,tapi "Maaf" semua komentar memerlukan persetujuan untuk diterbitkan.