SEJARAH BRUNAI bag I
KERAJAAN BRUNAI
Pada zaman dahulu,belum ada batas yang jelas antara kerajaan Brunai,Serawak dan Sambas,batas wilayah baru ditetapkan ketika Belanda menguasai Indonesia dan Inggris menguasai Serawak danBrunai tahun 1800.
Pada masa puncak kejayaan Brunai mempunyai warisan sejarah tua yng tumbuh bersamaan dengan kerajaan tua Melayu seperti kerajaan Perlak, kerajaan Pasai,kerajaan Malaka, kerajaan Johor dan kerajaan Demak.sampai pertengahan adab ke 15,Brunai telah menguasai atau berpengaruh terhadap kerajaan kerajaan dipulau Borneo (Kalimantan ) dan menguasai kerajaan Zulu di Philipina..
Dalam catatan sejarah Dinasti Tang (618-907) Maupun Dinasti Ming (1368-1644) Brunai disebut dengan nama Polo,Poli atau Puni,sebutan untuk Borneo.Majapahit menyebutnya Beruneng…beberapa abad lamanya Brunai mengikat hubungan dagang dengan China dan sejak pertengahan abad 15 ,Brunai melepaskan diri dari Majapahit.
Pertenghan abad ke 15,Islam masuk ke Brunai,Raja Awang Alak Betatar menjadi Sultan pertama kerajaan Brunai dengan gelar Sultan Muhammad Syah (1363-1402 ).ia kawin dengan puteri kerajaan Johor (Tumasik).
Sultan pertama Brunai ini mengembangkan agama Islam dengan pesat.kedatangan keturunan Syaidina Hasan dari Tha’ib,yaitu Syarif Ali keBrunai telah memperkokoh agama islam di Brunai.Syarif Ali kawin dengan anak sultan Muhammad Syah.Syarif Ali menjadi sultan Brunai yang ketiga (1425-1432).ia memerintah Brunai menurut syariat Islam dan mendirikan mesjid pertama di Brunai.
Hubungan dagang yang erat antara Cina dengan Brunai telah menjadikan salah seorang China menjadi Sultan Brunai yang kedua.yaitu Sultan Ahmad,sultan Ahmad adalah Putera dari Ong Sun Ping (Wong SanTing) yang kawin dengan puteri Ratna Dewi,menurut Tarsilah Brunai sultan Ahmad adalah Patih Berbai,saudara sultan Muhammad Syah.menurut Sultan Muhammad Syafiuddin II(Sultan Sambas) didalam bukunya “Silsilah Sambas” ,hal 3,Sultan Ahmad itu adalah Wang San Ting ,sebagai mana kutipan dibawah ini.
“Maka dapat pula kemala naga itu oleh Wang Kang,maka Wang San Ting pun merajuklah tida lagi mau pulang kenegeri China,lalu berbaliklah ke Brunai,lalu beristrikan puteri sultan Muhammad itu,maka digelar pula sultan Ahmad.maka kerajaan Brunai diberikan baginda kepada anaknda sultan Ahmad.”
Pada masa pemerintahan Awang Alak Betatar yang bergelar sultan Muhammad Syah.kaisar China memerintahkan dua orang menterinya Wang San Ting dan Wang Kung berangkat ke Borneo Utara untuk mengambil kemala naga sakti yang terdapat disalah satu gunung didaerah tersebut.
Telah lama mereka berusaha dan telah banyak korban rakyat China yang mati diamuk naga sakti,namun kemala naga belum juga berhasil didapatkan.hendak kembali dengan tangan hampa merupakan aib yang besar..,akhirnya Ong Sun Ping mendapat akal,sewaktu naga itu keluar mencari makan,kemala yang biasanya ditinggalkan diambil oleh Ong Sun Ping dengan cara mengganti kemala naga tersebut dengan peti kaca yang berisikan lilin menyala,menurut prasangka naga,kemala naga itu masih ditempat,jadi ia tak perlu segera kembali.
Sebagai peringatan atas banyaknya korban yang jatuh dan istrinya yang menjadi balu (janda) maka gunung tersebut terkenal dengan nama gunung Cina Balu yang akhirnya mengalami peruhan menjadi gunung Kinabalu.
Dalam pelayaran pulang ke China telah terjadi perselisihan ,menteri Wang Kung berkeras untuk memiliki kemala naga agar dapat ia persembahkan sendiri kepada Kaisar…Ong Sun Ping tidak ingin untuk melanjutkan perselisihan tersebut..Wang Kang beserta pengikutnya kembali ke China sementara Ong Sun Ping dan pengikutnya berubah arah dan mendarat di Brunai.kedatangan mereka disambut oleh Sultan Muhammad Syah dengan riang,Wang San Ting (Ong Sun Ping ) dalam waktu pendek telah dapat menyesuaikan dirinya,ia menganut agama islam dan berkawin dengan puteri tungal sultan yang bernama Puteri Ratna Dewi.kemudian ia dinobatkan menjadi raja dengan gelar Sultan Ahmad sebagai Sultan Brunai yang kedua…
Sumber :
1.Pemerintah kerajaan Brunai Darussalam,”BRUNAI BERDAULAT”,Federal Publication 1984,hal 63,64.
2.Catatan Sultan Muhammad Syafi’uddin II “SILSILAH SAMBAS”.
0 komentar:
Posting Komentar
Pengguna anonim bebas berkomentar,tapi "Maaf" semua komentar memerlukan persetujuan untuk diterbitkan.